Selasa, 26 September 2017

Ayah tiga anak itu mengaku hasil penjualan ubi kayu opak selain memenuhi kebutuhan keluarga Hidup juga bisa menguliahkan anaknya di Universitas Majalengka (Unma).


Ayah tiga anak itu mengaku hasil penjualan ubi kayu opak selain memenuhi kebutuhan keluarga
Hidup juga bisa menguliahkan anaknya di Universitas Majalengka (Unma). "Jika setiap hari Minggu pagi saya memilih untuk menjual di daerah
Majalengka Square, dan hasilnya cukup bagus, "katanya. MAJALENGKA - Opak menggigit makanan dengan bahan dasar singkong yang diproduksi.
oleh sebagian besar penduduk desa Waringin, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka. Bagi beberapa penduduk desa dari semua Waringin, konsekuensinya
kerajinan opa menjadi terpisah dengan sendirinya. Salah satunya adalah Kusnadi (44), vendor cavity opak di Blok Cibuni Desa Waringin.
Kusnadi telah mempromosikan becak selama bertahun-tahun untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Biaya opak singkong bervariasi antara Rp 10 juta
menjadi Rp 15 juta per 100 buah. Selain mengonsumsi oppa singkong, ia menarik produksi kentang opak dari Cirebon, untuk ditingkatkan
pendapatan. Ia menceritakan, setiap fajar Fate berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Motor diendapkan dalam perhatian. Selanjutnya untuk
Majalengka wilayah kota. Diakui, sebelum menjual opak dirinya bekerja untuk mencari lavender di Sungai Cikeruh. Tapi pasirnya
Di Cikeruh telah sangat berkurang, pasar dan sebagian besar warganya memutuskan untuk melakukan tur opak. "Alhamdulilah anakku
Bisa kuliah di Unma dan jadi sarjana dan kini sudah diangkat pegawai negeri, "jelas Kusnadi bangga. Pria yang selama ini menjadi
dianggap sebagai ketua RT daerah dalam dua tahun ini dikatakan, ada ribuan ke beberapa opak di Desa Waringin.Baca juga: map ijazah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar