Jumat, 04 Agustus 2017

Membuat Kerajinan Tangan, Rosani Mengharapkan Bisakah Obat Costi 3 Kanker Yang Terluka


Membuat Kerajinan Tangan, Rosani Mengharapkan Bisakah Obat Costi 3 Kanker Yang Terluka

Dengan saudara perempuan pertamanya Ratih Purwasih, Rosani tinggal di sekolah di Kota Tarakan. Sementara suaminya sebagai penjaga keamanan, tidak
Cukup untuk menjaga nyawa mereka sendiri saudaranya yang menjual kue itu, biar Ratih termasuk dua anak. Tinggal di orang tua tunggal
Dan keluarga sederhana Rosani perlu pindah untuk bergabung dengan saudaranya. Dalam hasil pemeriksaan, dokter mencatat bahwa Rosani
Menderita kanker payudara stadium 4. Keterbatasan peralatan membuat perawatan Rosani perlu dilakukan di Jakarta. Rosani
Tinggal bersama ibunya sampai dia bersekolah. Di SMA, Rosane adalah pelajar yang aktif. Dari memiliki seorang administrator oasis dan
Kegiatan pramuka ekstrakurikuler, paket bra ke berbagai kegiatan olahraga di perguruan tinggi ia ikuti. Beruntung dari dukungan beberapa orang
Warga yang memahami derita Rosani dan bantuan dari pemerintah daerah dan Baznas, Ratih berhasil mengumpulkan uang Rp 2
Juta dan tiket ke Jakarta dibeli oleh pihak berwenang dan Baznas. Setelah 20 hari menjalani pengobatan di Rumah Sakit AL Tarakan,
Rosani pergi ke Jakarta. Sampai kelas satu SMA di sesi pertama, Rosani pulang naik mobil truk asal perguruan tinggi. Sejak
Saat itu rasa sakit di tulang belakang dan rasa sakit di kakinya telah menjadi semakin. Ibunya yang menjual kue di desa itu
Tak bisa membawa dokter untuk dilihat oleh Rosani. Apalagi BPJS di Rosani tidak bisa dimanfaatkan di Tolitoli. Jari-jarinya dengan cekatan
Perekat di selembar es krim stik tertata rapi di tanah. Satu per satu batang es krim akan dikonstruksi
Rossini (17) ke berbagai kerajinan tangan seperti vas bunga, kotak tisu, hiasan dinding, beserta barang kerajinan lainnya. Ratih akhirnya
Rosani kembali ke Tarakan dengan menggunakan BPJS untuk bisa didapatkan ke rumah sakit yang sudah umum. Penderitaannya tidak dibuat
Bahkan obat dukun itu, semakin hari rasa sakit di tulangnya dan juga kehangatan yang dirasakan di paha kanan Rossini menjadi
Semakin intens. Meski BPJS membiayai beberapa upaya ini, biaya transportasi Tarakan - Jakarta dan juga
Biaya hidup di ibu kota yang tidak sederhana, yang membuat siswa aktif dalam berbagai kegiatan perguruan tinggi ini harus di ambil
Bagian untuk mendapatkan uang Murid SMA yang pernah kuliah di perguruan tinggi karena tangan kiri semester sedang memijatnya
Pikiran karena kutub es krim yang dia taruh di tempat yang salah. Tapi jiwa sembuh untuk kembali menghasilkan efek kemo
Seperti pusing, mual, dan sakit perut bisa dilalui Rosani. Bobotnya sudah mencapai 30 kilogram. Rosani telah dibuat untuk bergerak
Ke Tolitoli untuk menggabungkan ibunya agar tetap SMA. Saat itu, Rosani sudah merasakan sakit punggung dan kaki kanannya
Sering panas dan bengkak Namun, sang ibu percaya bahwa karena Rosani lelah. Keinginannya bisa menaklukkan kanker tulang, kelenjar getah bening
Kanker di paha kanannya, dan tumor ovarium kiri yang menggerogoti. Mulai dari truk Dari mengandalkan gaji suami dan kue
Sebagai penjaga keamanan, jelas, hidup, daun Ratih harus berjuang mengumpulkan uang demi kepentingan obat kakaknya ke Jakarta.
"Dia kebalikan dari efek kemoterapi seperti mual, muntah, mual," kata saudara pertama Ratih Purwasih yang merawat Rossini.
Penyakit Rosani semakin parah saat ditangani di Rumah Sakit Angkatan Laut. Rosani merasakan sakit dan nyeri di pahanya di panas dan tulang. Itu
Kerajinan tangan itu dimaksudkan untuk bisa dijual secara online setiap enam minggu sekali, biaya biaya pengobatan kemoterapi yang harus dikeluarkan
Selesai "Saya sering membuat kerajinan tangan di perguruan tinggi. Nantinya ingin dijual secara online untuk meningkatkan biaya kemoterapi," katanya, Kamis
(16/06/2017). Seiring dengan mengesampingkan penjualan kue, Ratih juga menghasilkan berbagai upaya penggalangan dana untuk membantu
Harga perawatan saudaranya dengan melihat agen swasta dan pemerintah. "Dukungan tiket dari pemerintah daerah dan Baznas sebagai
Baik sebagai pembayar pajak Uang itu apa yang biasa berangkat ke Jakarta, "kata Ratih. Namun, upaya pengobatan di kota Tarakan pun
Tidak semudah yang dibayangkan. Rosani menolak perawatan di Rumah Sakit Kota Tarakan tanpa alasan sama sekali. Untungnya, Rosani
Akan diakomodasi oleh Rumah Sakit TNI AL Tarakan. Sebanyak 7 kemoterapi yang harus dijalani selain membuat kepalanya botak, miliknya
Beban tubuh turun menjadi 20 kilogram. "Orang tua tidak bisa mengelolanya dalam pengobatan desa saja, bereskan," Ratih menjelaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar